CORONA ..... OH CORONA......
Budi Sawitri, S.Pd.
Dimulai dari akhir Desember 2019 hingga Februari 2020, Kota Wuhan, Tiongkok dihantui oleh wabah pandemi virus corona yang menyerang warganya dan diyakini sebagai asal mula virus yang telah menyebar ke seluruh dunia hingga akhirnya sampai di negara Indonesia.
Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Pemerintah menutup semua sekolah karena sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak generasi bangsa. Jika satu anak terkena corona, maka dengan cepat akan menular ke anak anak yang lain.
Sekolah dilarang mengadakan kbm tatap muka. Pelajaran dialihkan dalam bentuk daring online. Anak-anak (siswa) sebagai peserta didik hanya diberi soal lewat whatapp web. Tugas sekolah harus dikerjakan di bawah pengawasan orangtua. Tugas yang diberikan sesuai jadwal pelajaran sehingga tugas yang diberikan ke siswa makin banyak. Anak-anak kecapekan mengerjakan. Ada orangtua yang lapor pada pak Walikota hingga pak walikota menginstruksikan pada sekolah agar pemberian tugas dikurangi agar anak tidak terlalu terbebani oleh tugas-tugas dari sekolah.
Setelah dua minggu, anak- anak komplein. Mereka pingin sekolah lagi. Anak-anak rewel minta masuk sekolah. Alasannya belajar di rumah tidak enak. Orangtuanya galak. Tidak sama dengan belajar di sekolah, guru yang mereka temui di sekolah lebih sabar dari orangtuanya.
Satu bulan sudah berlalu, timbul rasa rindu di hati saya pada anak-anak. Biasanya saya selalu mendengar celotehan, canda tawa dan melihat senyum manis mereka. Semuanya sirna. Kalau saya ke sekolah, saya hanya melihat kelas yang kosong , sepi....... Mau ngajar siapa ??? Untuk mengobati kerinduan saya, iseng-iseng saya rekam suara saya dengan lagu Kangen Nickerie yang liriknya saya ubah.
Sepine wengi iki
Neng kene aku ngenteni
Kesuwen-suwene wis pirang sasi
Neng Sekolah kowe ra moro
Opo aku salah
Naliko kowe tak ulang
Rembulan sing ngilo ono segoro
Padhangono ati kulo
Pujaan hatiku ra teko-teko
Neng Sekolah ndang moro o
Opo aku salah
Naliko kowe tak ulang
Aku nangis, aku kangen
Janjine biyen kowe seneng
Neng Sekolah enteni
Gek reneo neng kene aku ngenteni
Karena Corona, saya tidak bisa menatap wajah wajah manis yang selalu tersenyum di depan saya. Celotehan dan canda tawa mereka membangkitkan semangat untuk mengajar dan unutk menyayangi mereka layaknya anak saya sendiri. Kerinduan pada anak-anak akan selalu datang di hati saya hingga anak-anak bisa sekolah lagi dan saya bisa mengajar seperti biasa. Kita semua menunggu kapan corona ini akan berakhir.
Alhamdulillah👍
Semangat menulis