Tetap Bersemi di Era Pandemi
Ressa Ellyana Safitri, M.Pd.
Tahun 2020 merupakan tahun yang ‘luar biasa’, hal ini karena munculnya pandemi di seluruh penjuru dunia, termasuk di negara kita tercinta. Tentu saja musibah ini mengganggu segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Langkah cepat dan tepat harus segera ditentukan,khususnya oleh kementerian pendidikan. Dalam kondisi seperti ini, keselamaatan dan kesehatan lebih penting dari apapun. Namun demikian, kegiatan belajar mengajar sebisa mungkin tetap dilaksanakan, tentu saja pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Kementerian pendidikan sudah mengambil langkah cepat. Beberapa waktu setelah diumumkan kasus covid di Jakarta, kementerian segera mengambil langkah dengan menginstruksikan pembelajaran dilakukan secara daring. Instruksi ini dilaksanakan oleh semua daerah, baik daerah yang sudah menjadi zona ditemukannya covid, maupun yang belum termasuk Kota Kediri. Langkah yang sangat tepat ini membuat penyebaran covid di sekolah menjadi terkendali (tidak sampai terjadi). Setelah berjalan sekitar seminggu, mulai muncul kegelisahan terkait proses pembelajaran yang dilakukan secara daring. Tentu saja perubahan sistem pembelajaran yang sangat cepat ini tidak bias diterima begitu saja oleh orang tua, siswa, atau guru. Beberapa keluhan yang muncul diantaranya terkait jaringan internet, tingkat pemahaman siswa dan keterbatasan interaksi antara guru dan siswa. Siswa pada tingkat menengah atas misalnya, mereka harusnya menerima materi praktik yang harus segera diimplementasikan. Namun tentu saja hal ini tidak dapat segera dilaksanakan. Pada situasi seperti inilah masalah muncul. Belum lagi keluhan orang tua pada tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Orang tua mengeluhkan tugas yang diberikan pada siswa, dan mengeluhkan proses pendampingan belajar di rumah yang harus dilakukan oleh orang tua.
Kota Kediri mengambil langkah-langkah ‘win-win solution’ untuk mengatasi masalah yang muncul akibat pembelajaran online. termasuk mendengarkan keluh kesah orang tua dan siswa, kemudian mencarikan solusi terbaik. Dibutuhkan sikap bijak dan saling memahami antara semua elemen yang terlibat dalam pembejalaran daring. Pihak sekolah, dalam hal ini guru justru dituntut lebih ekstra memberikan pelayanan pada siswa, karena materi-materi tertentu harus dijelaskan secara detail dua arah antara guru dan siswa. Teknik-teknik khusus juga diperlukan agar materi tetap tersampaikan dengan baik. Termasuk memberikan tutorial melalui yutube atau media sejenis, agar siswa tetap bisa merasakan situasi belajar layaknya di kelas. Tidak bisa dimungkiri bahwa siswa cenderung lebih memahami materi jika penjelasan dilaksanakan secara audio-visual. Hal inilah yang disampaikan siswa saat mereka ditanya apa kendala pembelajaran secara daring.
Kondisi siswa yang beragam memerlukan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Guru harus memetakan siswa berdasarkan ketersediaan layanan internet pada pembelajaran daring. Setelah itu, guru harus memetakan lagi seberapa efektif metode yang digunakan terkait penguasaan materi. Karena memang pandemi covid ini terjadi ‘tanpa permisi’ sehingga sampai saat ini terus digali metode yang paling sesuai untuk pembelajaran moda daring. Bahkan pemerintah mengadakan berbagai lomba pembelajaran moda daring untuk memancing kreativitas para guru. Pada akhirnya, pandemi ini mengubah sistem berbagai sektor, terutama pendidikan –yang sejatinya adalah proses interkasi antara banyak individu—menjadi lebih ‘canggih’.
Alhamdulillah👍
Semangat menulis