PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III “TEMA 3 SUB TEMA 1 ANEKA BENDA DI SEKITARKU” DI SDN KARANGDAGANGAN KEC.BANDARKEDUNGMULYO KAB. JOMBANG

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik (Effendi, 2009: 129). Trianto (2010: 78) menyatakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Berdasarkan dua pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang didasarkan dari sebuah tema yang digunakan untuk mengaitkan beberapa konsep mata pelajaran, sehingga anak akan lebih mudah memahami sebuah konsep, karena hanya berdasarkan dari satu tema untuk beberapa pelajaran yang diajarkan. Misalnya tema “Aneka Benda di Sekitarku” dapat ditinjau dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah Meningkatkan hasil belajar peserta didikkelas III Tema 3 Benda di Sekitarku Sub Tema 1 Aneka Benda di Sekitarku pada materi aneka benda dan alat ukur benda menggunakan satuan baku melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan  menggunakan media pembelajaran power point.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini adalah Peserta didik kurang memahami materi aneka benda di sekitarku dan cara mengukur benda dengan satuan baku, Disebabkan karena guru belum menerapkan model dan metode pembelajaran yang inovatif yang menjadikan peserta didik kurang berperan atau kurang aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. Selain itu guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik yang bisa membantu proses pemahaman peserta didik terhadap materi dalam pembelajaran yang dilakukan. sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi aneka benda di sekitarku dan cara mengukur benda dengan satuan baku dan juga kesulitan mengerjakan soal-soal yang diberikan tentang materi tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didikyang rendah pada materi aneka benda di sekitarku dan cara mengukur benda dengan satuan baku. Dari uraian masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pembelajaran materi aneka benda di sekitarku dan cara mengukur benda dengan satuan baku tidak menerapkan model dan metode yang inovatif dan tepat, maka peserta didik menjadi kesulitan dalam  memahami materi aneka benda di sekitarku dan cara mengukur benda dengan satuan baku.

Sehingga guru harus merancang pembelajaran yang inovatif.  G u r u  juga menggunakan media pembelajaran yang bisa membuat peserta didikaktif dan memberikan pengalaman belajar yang berkesan dan menarik. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan, agar hasil belajar peserta didik tentang tema Aneka Benda di Sekitarku dapat meningkat.

Praktik pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 3 pada tema Aneka Benda di Sekitarku menurut saya penting untuk dibagikan karena banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami, sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inpirasi bagi rekan guru lain.

Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan model, metode, dan media, pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dari penyebab di atas tantangan yang dihadapi oleh guru adalah :

  1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik peserta
  2. Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sehingga peserta didik merasa tertarik dan antuasias dalam mengikuti pembelajaran.
  3. Penggunaan media video yang dapat menarik perhatian peserta didik, serta penggunaan alat ukur yang sesuai untuk mengukur suatu benda untuk membantu dan memudahkan peserta didik dalam mengukur panjang suatu benda.

Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah

  • guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
  • peserta didik sebagai subjek yang dibimbing dalam proses pembelajaran
  • Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran.
  • Kepala sekolah yang telah memberikan izin praktik PPL
  • Teman sejawat yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktik pembelajaran ini.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan ini, yaitu:

  1. Merancang perangkat pembelajaran. Hal yang harus disiapkan dalam penyusunan perangkat pembelajaran adalah
    • Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Disini guru memilih model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang keaktifan peserta didik dalam belajar, bertanya, menjawab, dan berdiskusi dalam pembelajaran dengan cara bekerja dalam kelompok sehingga peserta didik dapat memahami materi Aneka Benda di Sekitarku. Model pembelajaran PBL mampu mengajak peserta didik untuk berpikir secara logis, kritis, dan membantu memahami konsep.

      (membimbing peserta didik pada sintaks PBL)
    • Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan. Metode pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran tema 3 sub tema 1 aneka benda di sekitaku ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.    Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi di maksudkan agar pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak monoton dan membosankan  agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan senang dan antusias oleh peserta didik dan mudah dipahami isinya.
    • Media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran tema 2 aneka benda di sekitaku ini adalah power point, video, alat ukur panjang (penggaris 30 cm dan meteran roll). Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan tentang aneka benda disekitarku dan mengukur benda dengan satuan baku, karena peserta didik langsung melakukan kegiatan yang sering dijumpai dalam keseharian yang terkait dengan aneka benda (meliputi bentuk, warna dan ukuran) serta dapat mengukur panjang benda dengan alat yang sesuai yang sudah disediakan dalam praktik pembelajaran ini.
  2. Meminta ijin       kepala  sekolah terkait pelaksanaan pembelajaran
  3. Meminta tolong kepada teman sejawat di sekolah untuk merekam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
  4. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk praktik pembelajaran (mengecek proyektor, menata ruang kelas, mengatur posisi kamera untuk pengambilan video).

Strategi yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini antara lain: Menyiapkan semua keperluan untuk pembelajaran  termasuk pengambilan video, Berkoordiasi dengan teman sejawat terkait kesediaan dan kesiapan untuk menjadi kameramen, Membuat outline untuk memudahkan praktek pembelajaran, Membuat skenario dengan kameramen   terkait pengambilan video pada proses pembelajaran, Melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP, Melakukan pembelajaran sesuai dengan sintaks model  pembelajaran yang diterapkan yaitu Problem Based Learning (PBL), Memberi stimulus/umpan balik positif kepada peserta didik.

Sebelum memulai pembelajaran guru menyiapkan hal – hal yang dibutuhkan seperti yang sudah disebutkan pada strategi yang digunakan. Setelah persiapan sudah matang, baru praktik pembelajaran siap dimulai. Kegiatan pembelajaran tersebut dilaksanakan setiap sintaksnya secara runtut mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru mengharapkan terdapat kegiatan interaktif antara guru dengan peserta didik dan komunikasi timbal balik yang    berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Dalam kegiatan ini guru memberikan stimulus baik itu berupa gambar pada PPT atau pertanyaan yang dapat membuat peserta didik lebih aktif   dalam berkomunikasi. Setelah proses pembelajaran selesai, langkah selanjutnya yaitu membuat video PPL dengan cara mengedit video yang mula-mula berdurasi 70 menit dijadikan 15 menit. Video yang telah diedit dipublikasikan melalui youtube.

Proses pembelajaran ini melibatkan beberapa pihak, antara lain:

  1. Kepala Sekolah
  2. Guru Kelas (penulis)
  3. Peserta didik
  4. Rekan kerja di sekolah (sebagai kameramen)
  5. Dosen dan Guru Pamong (sebagai pengamat dan penilai)
  6. Teman sejawat/peserta PPG lain (Observer)

Sumber            daya    atau     materi  yang    diperlukan untuk  melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut: ruang kelas, laptop, proyektor, buku guru, Buku peserta didik/bahan ajar, LKPD, Lembar evaluasi, instrumen penilaian, alat tulis, alat ukur panjang (penggaris dan meteran roll), video dalam PPT tentang aneka benda di sekitarku dan alat ukur benda satuan baku, Perekam video (handphone), Speaker, dan Jaringan internet (wifi dan kuota internet) yang digunakan untuk melakukan G-meet.

Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan  dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari penggunaan media power point dan alat ukur panjang berupa penggaris dan meteran roll sangat membantu                        pemahaman peserta didiktentang tema Aneka Benda di Sekitarku   hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran peserta didikdi atas KKM (70). Dari yang sebelumnya ketuntasan mencapai 45% atau 7 peserta didik meningkat menjadi 86% atau sebanyak 14 peserta didik.

Peningkatan hasil belajar kognitif terjadi seiring dengan peningkatan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi memberikan dukungan terhadap hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peningkatan motivasi, berpengaruh pula terhadap peningkatan aspek kognitif.

(Gambar fase penyajian hasil karya pada sintaks PBL)

Selain itu penerapan model pembelajaran PBL menumbuhkan berfikir kritis peserta didikterlihat dari tanggapan dan  jawaban yang disampaikan peserta didikpada saat pembelajaran. Penggunaan metode yang bervarisi juga sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didikterlihat                             dari kegiatan peserta didiksaat pembelajaran.

Untuk menilai ranah afektif, guru menggunakan pengukuran terselubung. Pengukuran terselubung yaitu pengamatan tentang sikap dan tingkah laku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan membawa lembar penilaian saat peserta didik berdiskusi, guru mengamati keaktifan peserta didik dan ketelitian peserta didik saat melakukan proses pengukuran menggunakan alat ukur panjang satuan baku. Pada penilian keterampilan, peserta didik mampu menjunjukkan aneka benda dengan ragam bentuk, ukuran dan warna, serta peserta didik dapat menunjukkan cara mengukur panjang benda.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan antara lain:

  1. Respon Kepala sekolah dan guru

Respon kepala sekolah dan guru tentang strategi yang dilakukan adalah sangat mendukung adanya inovasi baru dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.

  1. Respon Peserta didik

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini  adalah sangat senang, bisa di lihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajarannya juga mudah dipahami.

  1. Respon orang tua peserta didik

Orang tua peserta didik sangat positif, mereka sangat senang karena putra-putrinya sangat semangat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Setelah melihat video pembelajaran yang diunggah di channel youtube, orang tua juga merasa bangga  melihat putra putrinya aktif dalam pembelajaran di kelas.

Faktor- faktor yang mendukung keberhasilan meliputi: Dukungan dari kepala sekolah yang memberikan izin praktik PPL dan dukungan teman sejawat yang membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran, guru berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan, sarana dan prasarana yang mendukung, serta komunikasi antara semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang bisa diambil dari keseluruhan proses dan kegiatan  yang sudah dilakukan oleh guru adalah guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode dan media pembelajaran untuk membuat proses pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu guru harus selalu mengikuti perkembangan jaman dalam proses pembelajaran dengan cara meningkatkan kompetensi dibidangnya  agar bisa menjadi guru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia.

BIODATA PENULIS

Indah Rias Purwantiningsih, S.Pd adalah nama penulis artikel ini. Penulis lahir dari seorang ayah yang bernama (Alm) Iksan dan ibu bernama Siti Indaka. Penulis dilahirkan di Dusun Ngrombot Desa Kalangsemanding Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 12 Mei 1990. Penulis merupakan seorang istri dari suami yang bernama Sugiharto dan seorang ibu dari balita yang bernama Kayla Rizkya Hikari. Saat ini penulis tinggal di Rumah Dinas SDN Karangdagangan yang terletak di Dusun karangasem Desa Karangdagangan Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang.

Penulis mulai berkiprah di dunia pendidikan sejak tahun 2013 dan diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada bulan Februari 2022  di SDN Karangdagangan Kec. bandarkedungmulyo kab. Jombang. Selain mengajar, penulis juga aktif dalam kegiatan kelompok kerja guru Kecamatan Bandarkedungmulyo sebagai koordinator kelas dan pendamping ekstrakulikuler pramuka siaga di Sekolah.

Penulis menempuh pendidikan dari SDN Kalangsemanding I (lulus tahun 2002), SMPN Bandarkedungmulyo (lulus tahun 2005), SMAN 3 Jombang (lulus tahun 2008) dan menempuh masa kuliah di fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Surabaya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *