Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) Hasil Dan Dampak Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Best practice merupakan salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan oleh guru. Praktik baik ini biasanya dimiliki guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Praktik baik tersebut didasarkan pada penguasaan substansi materi dan pedagogik yang teraplikasi di dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta menghasilkan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

Penulis merupakan salah satu peserta PPG dalam jabatan tahun 2022 yang menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Malang dengan NIM 223113706784. Pada akhir pelaksanaan PPL PPG dalam jabatan tahun 2022 para mahasiswa diwajibkan untuk menyusun best practice dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Penulis melaksanakan PPL di SD Negeri Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan yang merupakan lembaga tempat asal mengajar. Penerapan praktik pembelajaran yang akan disusun sebagai best practice dilakukan pada kelas V. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar pada materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan. Pelaksanaan praktik dilakukan pada PPL 1 tanggal 1 Sepetember 2022. Penyusunan best practice menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) dengan melihat hasil dan dampak yang ditimbulkan setelah penerapan strategi yang digunakan oleh penulis.

            Berdasarkan metode STAR yang digunakan dalam penyusunan best practice, langkah pertama yang dilakukan adalah melihat situasi atau kondisi yang melatarbelakangi penerapan strategi yang akan digunakan. Bedasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut :

  1. Peserta didik kesulitan mengerjakan soal evaluasi materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan.
  2. Peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan.
  3. Peserta didik terlihat tidak termotivasi saat pembelajaran materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan.
  4. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.

Beberapa hal tersebut di atas menjadi penyebab latar belakang masalah dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga praktik pembelajaran menggunakan model dan media pembelajaran yang interaktif dianggap penting dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik yang rendah.

Praktik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan menurut penulis penting untuk dibagikan, karena memiliki keunggulan dalam kegiatan eksperimen yang membuat peserta didik lebih interaktif. Sehingga praktik ini diharapkan bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.

Penulis dalam hal ini berperan sebagai penyaji (guru) merasa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan dan mengolah proses pembelajaran agar berjalan dengan interaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Pembelajaran menggunakan model dan media yang tepat serta inovatif dapat mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajarn yang akan dicapai.

 

Langkah kedua dalam penerapan metode STAR yang dilakukan adalah melihat tantangan yang dihadapi guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan Analisis hasil kajian wawancara, literatur dan observasi lingkungan dapat ditentukan penyebab masalah yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar dan motivasi peserta didik pada materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan antara lain :

  1. Guru tidak menggunakan alat peraga atau media saat pembelajaran materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan.
  2. Sumber belajar hanya menggunakan buku tema guru dan buku tema peserta didik.
  3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak inovatif dan cenderung monoton.
  4. Motivasi belajar peserta didik yang rendah.
  5. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan  penyebab masalah di atas tantangan yang dihadapi oleh guru adalah :

  1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik peserta didik.
  2. Penggunaan media pembelajaran yang inovatif, tepat, dan menarik bagi peserta didik.
  3. Menambah sumber belajar yang relevan.
  4. Guru harus bisa menumbuhkan motivasi belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang menarik.
  5. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah :

  1. Guru selaku penyaji dalam praktik pembelajaran
  2. Peserta didik selaku obyek penelitian/ praktik
  3. Kepala sekolah selaku pemberi izin praktik dan narasumber wawancara solusi terpilih
  4. Guru Senior selaku narasumber dalam penentuan solusi terpilih.
  5. Dosen pembimbing selaku pembimbing dalam praktik pembelajaran
  6. Guru pamong selakuu pembimbing dalam praktik pembelajaran
  7. Rekan mahasiswa PPG selaku observer dalam praktik pembelajaran

Langkah ketiga dalam penerapan metode STAR adalah melakukan aksi. Pada tahan ini guru melaksanakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapai tantangan yang telah ditemukan. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

  1. Identifikasi masalah yang telah dianalisis berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru senior, serta kajian literatur yang didapat dari jurnal dan artikel.
  2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan ajar, media ajar, LKPD, instrumen penilaian baik berupa rubrik penilaian dan lembar penilaian hasil produk, kisi-kisi dan lembar evaluasi sesuai dengan model dan metode pembelajaran yang relevan serta pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).
  3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat.

Setelah menentukan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan, kemudian guru akan menentukan strategi yang digunakan untuk praktik pembelajaran. Strategi ini diharapkan mampu untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Strategi yang digunakan oleh penulis adalah :

1. Pemilihan Model Pembelajaran.

  1. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Guru memilih model pembelajaran “Problem Based Learning“. Sintak-sintak pembelajaran problem based learning sebagai berikut:
    1. Orientasi peserta didik pada masalah;
      Kegiatan ini peserta didik diberikan sebuah permasalahan yang akan diselesaikan dalam kelompok pada kegiatan pembelajaran.
    2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
      Kegiatan ini peserta didik dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3-4 peserta didik secara heterogen.
    3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
      Kegiatan ini yang berperan adalah guru untuk membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan pada sintak sebelumnya.
    4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
      Kegiatan ini peserta didik melakukan presentasi dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Kemudian kelompok lain menanggapi dari hasil presentasi.
    5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
      Kegiatan ini guru melakukan analisis dari hasil diskusi dan presentasi kelompok. Sehingga guru dapat mengetahui tingkat pemahaman materi yang telah dikuasai peserta didik.
  2. Proses penerapan model ini guru mempelajari apa saja model-model dalam pembelajaran. Kemudian memahami karakteristik peserta didik dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Selanjutnya melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku tema guru dan buku tema peserta didik.

2. Pemilihan Media Pembelajaran.

  1. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media adalah dengan menggunakan alat bantu ajar yaitu “ media eksperimen botol bahaya kabut asap “.
  2. Proses penggunaan media ajar berbasis TPACK untuk memudahkan guru mentransformasi ilmu pengetahuan dan juga membangkitkan motivasi peserta didik. Guru menggunakan video pembelajaran yang menarik yang disajikan melalui LCD proyektor.

3. Pihak yang Terlibat Antara Lain :

  1. Guru
    Guru pada penerapan ini sebagai penyaji dalam peraktik pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan guru anatara lain mendidik, mengajarkan ilmu, membimbing, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.
  2. Peserta didik
    Peran peserta didik dalam proses pembelajaran yang disampaikan atau dibimbing oleh guru. Peran peserta didik dianggap sangat penting dalam proses pembelaran karena terlibat aktif dan tidak hanya sebagai pendengar atau penerima materi dari guru secara mentah-mentah. Semua hal tersebut dapat tercermin dalam aktifitas belajar peserta didik di dalam kelas saat guru mengajar.
  3. Kepala sekolah
    Peran kepala sekolah dalam kegiatan ini yang pertama memberikan izin praktek pembelajaran. Peran selanjutnya adalah peminjaman LCD proyektor, sound system dan juga memberikan masukan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
  4. Guru senior
    Peran guru senior dalam penerapan pembelajaran adalah sebagai narasumber wawancara solusi terpilih untuk dikembangkan dalam sebuah pembelajaran.
  5. Dosen pembimbing
    Peran dosen pembimbing selaku pembimbing dalam praktek pembelajaran mengarahkan dan memberikan masukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang baik dan benar.
  6. Guru pamong
    Peran guru pamong memberikan masukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang baik dan benar. Guru pamong juga memberikan arahan dalam pengambilan video kegiatan pembelajaran dengan baik dan benar
  7. Rekan mahasiswa
    Rekan mahasiswa selaku observer dalam praktik pembelajaran ini memberikan dukungan, saran, dan tanggapan dari hasil praktek yang dilakukan penyaji.

4. Sumber Daya atau Materi yang Diperlukan untuk Melakukan Strategi :

  1. Memilih media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat dilakukan dengan mencari informasi terkait media yang interaktif untuk diterapkan dalam pembelajaran. Saya menggunakan media teknologi power point yang di dalamnya terdapat video pembelajaran yang diunduh dari youtube dan video langkah-langkah eksperimen yang dibuat sendiri. Saya juga menggunakan media botol eksperimen bahaya kabut asap untuk menambah pemahaman peserta didik tentang bahaya kabut asap.Proses penggunaan media pembelajaran ini dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis berbagai media yang relevan, menarik dan inovatif serta memahami karakteristik peserta didik. Sumber daya yang diperlukan untuk menggunakan media ini adalah laptop, LCD proyektor, alat dan bahan eksperimen bahaya kabut asap.
  2. Memahami terhadap model PBL (Problem Based Learning) dengan sintak-sintek yang ada di dalamnya.

5. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

6. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik.

Langkah terakhir dalam penerapan metode STAR adalah melakukan refleksi dari aksi yang telah dilakukan. Pada kegiatan refleksi akan dianalisis hasil dan dampak dari penerapan strategi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
1. Dampak Terhadap Guru

  1. Penggunaan media botol bahaya kabut asap untuk eksperimen dalam pelaksanaan aksi dapat membuat guru semakin inovatif dalam mengembangkan media dalam pembelajaran di kelas.
  2. Pengimplementasian media ajar berbasis TPACK membuat guru semakin termotivasi untuk belajar dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
  3. Penggunaan model pembelajaran dalam penerapan aksi membuat guru semakin memahami cara untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Pada proses penerapan model pembelajaran terdapat sintak-sintak yang membuat peserta didik lebih mandiri dan mampu mengembangkan pemikirannya dalam menyelesaikan masalah ataupun menghasilkan inovasi karya atau produk.

2. Dampak Terhadap Peserta Didik

  1. Penggunaan media botol bahaya kabut asap untuk eksperimen dapat membantu dalam memahami bahaya kabut asap. Terutama pemahaman terhadap materi pentingnya udara bersih bagi pernafasan.
  2. Pengimplementasian media ajar berbasis TPACK membuat peserta didik lebih bersemangat dan tidak bosan saat proses pembelajaran.
  3. Pemilihan model pembelajaran dan juga kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran. Sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar.

3. Dampak Terhadap Sekolah

Penerapan aksi memang bukan suatu langkah yang besar untuk merubah atau memecahkan masalah sekolah. Hal itu merupkan langkah kecil dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana. Tetapi dari hal kecil itu akan bermanfaat dan berdampak bagi sekolah bila diterapkan dengan baik dan konsisten. Penerapan aksi akan membuat sekolah semakin berwarna dan berdampak positif bagi peserta didik. Ditambah lagi hasil aksi berupa video yang diunggah pada youtube membuat sekolah semakin dikenal oleh masyarakat dan mendapat respon positif dari wali murid.

4. Dampak Terhadap Masyarakat/ Wali Murid

Dampak yang dirasakan orang tua peserta didik adalah rasa semakin percaya terhadap sekolah. Melalui pembelajaran interaktif yang telah dilakukan guru dan peserta didik kemudian hasilnya diunggah di youtube membuat orang tua peserta didik bangga setelah melihat putra-putrinya terlihat aktif dalam pembelajaran di kelas.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilihat untuk menentukan keefektifan penerapan strategi yang telah diterapkan oleh guru antara lain :

  1. Penggunaan media pembelajaran berbasis IT dengan menggunakan power point interaktif membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi dalam media tersebut. Media botol bahaya kabut asap dalam eksperimen juga menambah pemahaman peserta didik terhadap bahaya kabut asap yang berdampak pada hasil belajar peserta didik.
  2. Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam pembelajaran membuat peserta didik menjadi tertantang untuk berpikir kritis dan mencari informasi lebih banyak dari berbagai sumber, serta lebih termotivasi terhadap materi yang diajarkan.
  3. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor, antara lain :
  • Aspek afektif
    Peserta didik semula dalam kemandirian mengerjakan tugas dari guru masih kurang baik, kemudian mengalami perubahan tingkah laku menjadi baik/ sangat baik. Peserta didik lebih percaya diri untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan memberikan tanggapan kepada kelompok lain maupun guru; dan peserta didik juga mengalami kenaikan dalam kegiatan kerjasama, terlihat pada pembagian tugas secara merata pada setiap anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok memiliki peran dalam mengerjakan tugas.
  • Aspek kognitif, nilai peserta didik mengalami peningkatan tuntas dalam KKM. Dikategorikan tuntas karena semua nilai peserta didik di atas 70. Hal ini dikarenakan KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Persentase ketuntasan siswa sebelunya hanya 60 % kemudian meningkat menjadi 100 %.
  • Aspek psikomotor, peserta didik sudah mampu mempraktekkan eksperimen bahaya kabut asap melalui media botol bahaya kabut asap. Penerapan eksperimen belum ada pada pembelajaran sebelumnya, karena pada pembelajaran sebelumnya peserta didik hanya dinilai psikomotor dari hasil membuat pertanyaan dari teks bacaan dan menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada peningkatan dari aspek psikomotor pada keaktifan peserta didik melakukan eksperimen saat proses pembelajaran.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil penerapan strategi ini efektif karena mampu meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara interaktif.

Pada kegiatan refleksi juga perlu diketahui respon dari orang lain terkait strategi yang digunakan pada aksi yang telah dilakukan. Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan antara lain :

  1. Respon Kepala sekolah dan guru
    Respon positif terkait pelaksanaan aksi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dialami guru. Respon positif tersebut diberikan karena guru sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif, model pembelajaran inovatif, dan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan (power point interaktif)
  2. Respon Peserta didik
    Peserta didik memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan. Media pembelajaran yang digunakan menarik dan membantu dalam memahami materi pelajaran.
  3. Respon Wali murid/ orang tua peserta didik
    Respon positif dari orang tua peserta didik setelah melihat hasil video pembelajarn aksi yang diunggah di youtube. Orang tua senang melihat putra-putrinya aktif dalam pembelajaran di kelas.

Keberhasilan dari penerapan strategi pada aksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari :

  1. Dukungan dari kepala sekolah yang memberikan izin praktik PPL dan dukungan teman sejawat yang membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran.
  2. Penguasaan guru terhadap model pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran dalam penerapan strategi aksi. Keterampilan dalam pembuatan LKPD, bahan ajar, dan langkah-langkah pada RPP.
  3. Keaktifan peserta didik dalam melakukan eksperimen bahaya kabut asap dan memperoleh hasil pemecahan masalah melalui kegiatan diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan dengan penuh tanggung jawab.
  4. Sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Media power point tidak akan bisa digunakan untuk pembelajaran yang interaktif tanpa adanya LCD proyektor dan sound system yang dimiliki oleh sekolah.

Hasil penerapan strategi pada aksi ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan ini antara lain :

  1. Guru semakain memahami kondisi peserta didik dan dapat mengelola kelas dengan baik.
  2. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Biografi

Namanya Heru Muji Nugroho. Lahir pada tanggal 17 Oktober 1988 di Kabupaten Bojonegoro. Semua anggota keluarganya senang dengan dunia pendidikan, sehingga semua berprofesi sebagai guru. Sejak kecil memiliki cita-cita menjadi seorang guru, karena ingin melanjutkan cita-cita kedua orang tuannya.

Setelah lulus SMA pada tahun 2006, kemudian kuliah di Universitas Negeri Surabaya mengambil jurusan D-2 PGSD. Demi meraih cita-citanya, dia melanjutkan kuliah S-1 PGSD di kampus yang sama yaitu Universitas Negeri Surabaya. Setelah lulus pada tahun 2012, dia memilih mengajar di Kota Surabaya untuk mengamalkan ilmunya. Sekarang dia tinggal di Kabupaten Lamongan bersama istri dan kedua anaknya. Heru bertugas di SDN Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan sejak tahun 2019.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *